Sabtu, 22 Juni 2013

Karangan Cerita Film Tekkom Versiku (tema film: Pelabuhan)






Pemeran: Pingkan (Teman Arvi), Arvi, Ibu arvi, Topik (sahabat arvi), ibu topik, ibu pemilik warung, safi, ibu safi, ayah safi (fajar),

  1. Dijalan arvi sedang berjalan seorang diri dan menendang sebuah kaleng yang ada didepannya hingga mengenai pingkan yang juga lagi jalan tak jauh darinya. Pingkan marah-marah dan arvi minta maaf. Mereka kenalan dan menanyakan keadaan arvi yang terlihat sedih. Arvi berkeluh kesah, ia ingin meneruskan sekolahnya di kota untuk menggapai citanya menjadi orang sukses. Pingkan juga menceritakan bahwa ayahnya memiliki yayasan sekolah di kota, dan ia bisa membantu arvi untuk sekolah disana. Arvi senang dan sangat berterima kasih pada pingkan.
  2. Arvi pulang kerumah dengan bahagia, ia menemui ibunya dan bercerita akan niatnya untuk sekolah di kota dan ibunya menyetujuinya. Arvi langsung bergegas dan pamit pada ibunya. Ia juga pergi kerumah sahabatnya, Taufik. Dirumah taufik, arvi bertemu ibu taufik dan meminta ijin bertemu taufik untuk berpamitan, setelah berpamitan pada taufik dan ibunya, arvi berangkat ke kota bersama pingkan.
  3. Di kota, arvi menjalani masa sekolah hingga kuliah dengan bantuan orang tua pingkan. Hingga suatu hari tiba waktunya arvi wisuda, ia menelfon ibunya namun tak dapat dihubungi.
  4. Sementara di desa, ibu taufik yang juga dekat dengan ibu arvi merasa khawatir dengan keadaan ibu arvi yang sakit-sakitan. Ia meminta taufik untuk menghubungi arvi agar ia dapat pulang. Shari setelah arvi wisuda, ia ditelfon taufik yang mengabarkan kondisi ibunya yang sakit parah. Saat itu juga arvi memutuskan untuk pulang ke rumah menjenguk ibunya.
  5. Melihat ibunya yang sakit, arvi bingung karena ia belum mempunyai pekerjaan sementara iburjanya membutuhkan biaya untuk berobat.  Ia berkeluh kesah pada taufik, ia merasa bersalah jika kembali ke kota untuk bekerja sementara ibunya tidak ada yg merawat. Taufikpun mengusulkan agar arvi ikut bekerja sebagai kuli pelabuhan. Awalnya arvi menolak namun karena ia benar-benar membutuhkan uang akhirnya arvipun setuju.
  6. Hari pertama bekerja sebagai kuli, arvi merasa berat. Namun karena mengingat kondisi ibunya saat itu, iapun bekerja keras dengan dibantu taufik.
  7. Safira yang merupakan anak pengelola pelabuhan selalu membantu ayahnya untuk mengawasi kinerja anak buahnya. Saat safi berjalan-jalan di sekitar pelabuhan, ia kagum melihat arvi yang tetap bekerja keras sementara kuli lain beristirahat.
  8. Setelah bekerja sebagai kuli, arvi melanjutkan kerja sampingannya dengan menjadi office boy di kantor ayah safi. Setiap hari ia selalu membersihkan kantor ayah safi. Arvi yang telah lama bekerja di pelabuhan merasa semakin lama kondisi pelabuhan semakin tidak terawat dengan operasional yang tidak berjalan maksimal.
  9. Arvi berinisiatif untuk menuliskan berbagai permasalahan pelabuhan yang disertai dengan solusi detail dan upaya konkrit untuk menuntaskannya. Ia memasukkan kertas tersebut kedalam kotak dan menaruhnya didepan kantor ayah safi secara diam-diam.
  10. Ayah safi yang melihat kotak kecil didpn kantornya mengambil isi yang ada didalamnya. Ia membaca setiap lembar kertas dengan seksama dan terkejut karena permasalahan yang selama ini sulit dicari jalan keluarnya dengan mudah ia temukan jawabannya dalam selembar kertas misterius. Ayah safipun menceritakan hal itu pada istrinya, dan istrinya menyarankan agar ayah safi merealisasikan segala hal yang disarankan dalam kertas tersebut.
  11. Ayah safi melakukan sesuai apa yang tertulis di kertas dan semakin lama pelabuhan tersebut semakin maju dan berkembang. Namun ayah safi masih penasaran dengan penulis kertas tersebut.
  12. Suatu hari safi yang berniat ke kantor ayahnya melihat arvi memasukkan sesuatu kedalam kotak yang ada di depan kantor ayahnya. Ia terkejut dan tidak menyangka arvi yang notabene hanya seorang kuli tidak lain adalah penulis kertas itu. Hal itu menambah kekaguman safi akan sosok arvi.
  13. Safi mencari tahu dengan menanyakan identitas arvi sebnernya pada ibu pemilik warung tempat arvi dan taufik biasa makan dan istirahat seusai bekerja. Ibu pemilik wraung yang tidak lain adalah tetangga arvi menjelaskan bahwa arvi adalah seorang sarjana dan ia bekerja di pelabuhan untuk membiayai ibunya yang sakit.
  14. Esok harinya Safi bertemu arvi di sela-sela istirahat kerjanya. Safi mengajak arvi mengobrol dania semakin menyukai sosok arvi yang pandai, cerdas, dan berwawasan luas.  Hingga akhirnya semakin lama mereka semakin dekat.
  15. safi bercerita pada ayah dan ibunya tentang kedekatannya dengan arvi. Ayah dan ibu arvi menentang keras karena arvi hanyalah seorang kuli dan office boy. Namun setelah safi menceritakan bahwa arvi adalah seorang sarjana yang tidak lain adalah penulis kertas itu ayah dan ibu safipun diam, mereka tidak menyangka dan merasa berhutang budi pada arvi. Akhirnya ayah ibu safipun menyetujui hubungan keduanya dan membantu pengobatan ibu arvi hingga sembuh total dan mereka hidup bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar